Laman

Rabu, 21 Maret 2012

Peri

aku disini melihatmu terbang kesana kemari
diam sendiri, menanti sepi pergi
mengitari bunga-bunga
mencoba hilangkan duka

aku terbang dengan sayap kecilku
melawan angin, menuju dahan tertinggi
menatapmu dari kejauhan
tak berani menghampiri

kau terlalu semu bagiku
terlalu abu abu, dengan warnamu yang secerah mentari

kini kusadari
tak bisa ku menjajaki tempatmu berdiri
dengan beribu peri menawan di sisi
yang elok serta rupawan

coba mencuri hati
menggapai cinta
yang tak mungkin aku ikuti

aku hanyalah peri buruk rupa
tak indah juga hati yang kumiliki
mencintaimu adalah luka
mendampingimu sekedar mimpi

wahai peri
aku akan pergi
membawa sejuta luka, menjauhi mimpi
terbang mengitari tanah indah lainnya, hingga ku temukan sang peri sejati...

Sabtu, 17 Maret 2012

Seuntai maaf untuk sahabat

Maaf
kata yang hanya bisa kuucapkan
kata yang hanya bisa mewakili apa yang ku rasa
mewakili segumpal rasa bersalah atas segala

bukan maksudku menghempasmu dari tempat itu
tapi itu mimpiku, serupa dengan mmpimu
bukan maksudku menjatuhkanmu dari tempatmu berdiri
tapi disanalah aku ingin berdiri

maafkan aku yang tak mengerti arti tangismu
maafkan aku yang tak mengerti arti ucapmu
maafkan aku yang tak tahu perasaanmu
maafkan aku.....

Minggu, 11 Maret 2012

Rindu..

kupandangi wajahmu untuk kesekian kali
ku serukan namamu dalam hati
lalu airmata mulai membasahi pipi
sesak di dada mulai menyelimuti

cinta yang kini kurasa penuh di dada
tak bisa terucap, tak bisa terlihat
ku tutup rapat-rapat
hingga rasanya ingin meledak

andai kau tahu
entah apa reaksimu
andai kau tahu bahwa aku mencintaimu
entah bagaimana sikapmu

aku yang belum mengenalmu, begitupun dirimu
namun entah mengapa cinta itu datang kepadaku
semakin hari, semakin dalam
semakin dalam, semakin sakit

Tuhan, adilkah ini bagiku?
mencintai dia yang mencintai bunga yang lain?
engkau yang paling tahu, seberapa besar cinta ini
Kalau dia jodohku, Tuhanku, Allah, maka dekatkanlah kami
namun jika tidak, maka hapus rasa ini Ya Allah...

Sabtu, 10 Maret 2012

Cinta itu Layaknya Angin..

dia..
seperti matahari yang hanya bisa ku lihat
dan kurasakan kehangatannya
seperti angin yang hanya bisa kurasakan desirannya
seperti hujan yang hanya bisa kurasakan dinginnya

dia..
bahkan ku tak tahu seperti apa dia
yang ku tahu hanya namanya
hanya rupanya

kali ini kurasakan lagi hebatnya cinta
dengan tulisannya, aku cinta dia
dengan kata-katanya, aku cinta dia
dengan potretnya, aku cinta dia

dia, cinta yang tak mungkin dan mustahil ku raih
aku terlalu takut untuk berbicara padanya
aku terlalu takut untuk mengenalnya
namun aku cinta dia

haruskah ku pertahankan cinta ini?
atau harus melupakannya?
akankah dia menjadi cinta yang aku tunggu?
ataukah hanya sebuah goresan pengganti luka lama?

entahlah..
tapi yang ku tahu kini
AKU CINTA DIA siapa pun dia....

Senin, 05 Maret 2012

Karena Aku Cinta Dia

Dia
Hal terindah yang pernah kutemui di dunia
Seseorang yang paling menggetarkan jiwa
Anugerah yang sangat ku damba

Ya, aku mencintainya
Mencintai tatapan matanya, cara bicaranya, semua yang ada pada dirinya
Senyum di wajahnya, tangis di matanya, semua kucinta
Yang kuingin hanya dirinya bahagia

Dengarlah wahai cinta
Bukan karena harta aku cinta dia
Bukan karena tampan aku cinta dia
Bukan karena pandai aku cinta dia
Tapi karena dia adalah dia, dan aku hanya ingin dia

Dia menghadirkan pelangi
Dia menerbitkan mentari
Dia membiaskan embun pagi
Di hari-hariku

Aku mencintainya dengan cinta yang sederhana
Menyayanginya dengan perasaan yang serupa
Cinta yang tidak menuntut apapun darinya
Karena aku, cintaku hanya dia

Sebuah Bayangan


Bayangan itu selalu mengusikku
Mengganggu tidur nyenyakku
Menghantui hari-hariku
Membuat aku resah akan hadirnya

Bayangan itu alasan beribu cerita dan puisi yang kubuat
Alasan mengapa air di mata ini terus mengalir
Menjadi jawaban dalam tanyaku
Menjadi pencerah dalam gelapku

Ya, aku merasakannya
Sekalipun aku terus berusaha mengenyahkannya
Aku akan menjadi seperti ruang yang kosong saat itu juga
Seperti dia adalah bagian dari hidupku

Ya, aku mengetahuinya
Sekalipun aku tertatih, terjatuh, dan terjerembab sekalipun
Sekalipun aku tersungkur dan menangis sejadinya
Aku harus mengenyahkannya

Tahukah kau bayangan siapa itu?
Pahamkah engkau siapa bayangan itu?
Bayangan yang selalu dan terus ada di hidupku?
Kamu, bayangan itu adalah kamu...

Dia...

        Ini adalah sebuah cerita mengenai Dia. Aku tidak tahu apa yang akan kalian pikirkan, para gadis, jika melihatnya, karena sejauh pengalamanku pendapatku dengan kalian sangat berbeda. Bagiku, dia tidak tampan, tapi ada yang menarik dalam matanya, itu yang aku suka, yang membuatku jatuh cinta. Sikapnya dan sifatnya, jangan tanyakan padaku karena aku akan menjawab bahwa aku sangat tidak menyukai keduanya. Tapi aku tidak akan membahas seperti apa rupanya.
         Dia, aku tidak tahu. Terakhir kali kami menjalin hubungan, dan berakhir dengan sangat menyakitkan untukku, dia selalu berkata bahwa dia tidak pernah mencintaiku. Ya setidaknya itu yang kutangkap dari perkataannya padaku. Namun jika kau melihat sendiri bagaimana sikapnya padaku, maka kau akan berpikiran lain, bahwa dia sangat mencintaiku. Dia selalu menyakitiku dengan perkataannya, namun setelah dipikir mungkin dia melakukan itu agar aku tidak jatuh cinta padanya. Ya, bukan dirinya lah yang membuatku jatuh cinta, namun matanya. Aku selalu jatuh cinta kepada seseorang dengan melihat matanya. Oke, aku bukan menceritakan diriku, tetapi Dia.
Dia, seseorang yang tak pernah mau kehilangan diriku barang sekejap mata. Sekeras apapun aku melepaskan diri, sekencang apapun aku berlari, seakan aku tak bisa mengurai ikatan itu, dan aku masih saja berada dalam labirin kehidupannya.
Jika kau menjadi aku, kalian akan frustasi mungkin. Bagaimana tidak? Saat kau hendak berlari dan pergi melarikan diri, ternyata yang kau temui adalah tebing tinggi atau jalan yang terputus dan pilihan yang kau punya hanyalah untuk mati. Teman-temanku selalu mengatakan “kau itu lemah, Rani! Terlalu berbaik hati, terlalu sabar! Bagaimana mungkin kamu bisa bertahan?”. kalau dipikir-pikir mereka ada benarnya. Tapi ketika kau di posisiku tak ada yang bisa kau lakukan selain menjadi seperti itu.
Pernah ku mencoba untuk menjauhinya, bungkam seribu bahasa, seakan tak mengenalnya. Tapi ternyata Tuhan berkata lain, bahwa jalanku adalah disampingnya. Meski berkali-kali kukatakan padaNya bahwa aku telah lelah berjalan disampingnya, namun disanalah aku sekarang ini. Kami seperti minyak dan air, berdekatan, berdampingan, namun tak bisa bersatu.
Entah sudah berapa banyak gadis mendampinginya, menjadi kekasihnya. Aku, tentu saja membiarkannya. Dia bukan lah siapa-siapa lagi di hatiku, bahkan aku telah mecoba membuangnya dari hidup dan pikiranku berulang kali. Namun dia, entah mengapa dia tak pernah beranjak dari sisiku, menyentuh, tertawa, dan menatapku seperti dulu. Aku bukan gadis yang terlalu lugu untuk tahu apa arti dari tatapan itu, tatapan itu bukanlah tatapan seorang sahabat, atau setidaknya menganggap orang tertentu sebagai sahabat. Melainkan tatapan memiliki, atau tatapan yang menyatakan “kau itu milikku, tak seorangpun boleh memilikimu kecuali aku!” ya semacam itulah sekiranya.
Dia pernah dan selalu bilang padaku bahwa aku akan mendapatkan seorang yang lebih daripadanya. Tapi dari sikapnya padaku bahkan dia tak menginginkanku dekat lelaki manapun. Dia akan mencoba mencari tahu dengan siapa aku dekat saat ini.
Sekali waktu dia bilang padaku bahwa dia tak menyayangiku, tak merasakan apapun padaku. Lalu di waktu lain dia mengatakan bahwa dia sangat menyayangiku, namun tak bisa memilikiku. Lalu dia berkata bahwa pasangan kekasih bisa saja berakhir, namun bersahabat tidak pernah akan ada habisnya.
Tapi aku merasakan sesutatu yang berbeda pada dirinya belakangan ini. Dia tak seperti waktu lalu, sekarang dia sedikit menjauhiku, tak pernah melarangku, tak pernah memarahiku, hanya memandangku dengan matanya itu, lalu pergi kesudahannya. Entah apa yang membuatnya begitu.
Aku berpikir bahwa itu baik bagiku untuk pergi, namun saat ku hendak melangkahkan kaki ini tubuhku seperti terikat oleh magnet kuat yang menahanku lalu saat aku tersadar aku telah berada di sisinya, lagi.....
Ada sebuah fakta yang menarik, dia tak pernah menangis di hadapan kekasihnya kecuali di depanku. Dia menangis di depanku, di hadapanku, hanya di hadapanku, berulang kali. Entah mengapa begitu, aku tak tahu.
Entah mengapa seperti itu dan selalu begitu...

Dia...
Dia, tak mencintaiku tapi juga tak menjauhiku
Dia, tak menyayangiku tapi selalu bermanja-manja denganku
Dia, selalu menyakitiku tapi tak ingin aku pergi darinya
Dia, memperlakukanku dengan berbeda setiap harinya
Dia, dengan sikapnya menyatakan bahwa aku adalah miliknya
Dia, selalu berkata bahwa aku ini sahabatnya, namun bersikap seolah aku ini kekasihnya
Dia, seseorang yang selalu membuat jantungku berhenti berdetak
Dia, seseorang yang selalu membuatku menitikkan airmata
Dia, seseorang yang entah mengapa tak pernah bisa kulupa
Dia, seseorang yang takut mencintaiku karena tak mau kehilangan diriku
Dia, adalah cinta pertamaku untuk yang kedua kalinya.....
Dia, menarik bukan???

Jerit Tanya Hati

Bagaimana bisa aku melupakanmu?
Jika yang selalu kudengar adalah namamu
Yang selalu memanggilku adalah suaramu
Yang selalu menyentuhku adalah tanganmu

Bagaimana bisa aku pergi darimu?
Bila suatu ketika aku berlari, kau mengejarku
Aku menjauh, kau menahanku
Aku menangis, kau menyeka airmataku

Namun, bagaimana bisa aku bertahan?
Jika dekat denganmu dada ini sesak
Jika melihatmu mata ini menangis
Jika mendengar suaramu hati ini sakit

Pernah sekali kau dalam hidupku
Dan ku tak mau ada kedua
Pernah sekali aku mencintaimu
Dan ku tak mau merasakan cinta itu lagi