Laman

Senin, 20 Desember 2010

bersyukur, kalimat yang susah diucapkan

entah mengapa sekarang ini saya seringkali mendengar keluhan, cacian, umpatan, dsb. jarang sekali saya mendengar ucapan syukur dari mulut seseorang. benarkah seperti itu perkembangan jaman sekarang? apakah umpatan adalah keharusan?

saya kira tidak. jujur saja, saya hidup dengan lingkungan yang keagamaannya bisa dikatakan tinggi, tetapi bahkan hal itu bukan pegangan bahwa orang yang hidup di dalamnya berkata sesuatu yang baik. bahkan anak-anak kecil pun sudah bisa membuat orang dewasa menggelengkan kepala mereka.

sebesar itukah perkembangan jaman ini? atau sekeras itukah dunia ini?

sekali waktu, orang-orang saling memuji, lain waktu orang-orang itu mencela kembali.

apakah dari mereka tidak bisa keluar kata "terima kasih" atau apapun? seharusnya kita selalu melihat sekeliling kita. kalau kita berpikir kita menyedihkan, ada yang lebih menyedihkan dari kita.
kalau kita berpikir kita buruk, di luar sana banyak orang yang lebih buruk dari kita.

mengapa kita tidak bisa mensyukuri apa yang sudah diberikan kepada kita? meskipun itu hanya berdiam diri dan menanti hal yang akan terjadi. sebenarnya hal itu tidak lah susah, tidaklah sulit..hanya apakah kita mau menerimanya atau tidak? hanya itu.

semua itu kembali pada diri kita sendiri, karena semua ucapan, tingkah laku, dan perbuatan dikendalikan oleh diri kita sendiri. oleh sebab itu, sebaik-baiknya kita mengatur ucapan, perilaku, dan perbuatan, disanalah sebenarnya kita telah berbuat kebaikan.

2 komentar:

  1. kondisi jaman sekarang dit,banyak orang yang mikir kata kata apa yang keluar dari mulutnya.

    BalasHapus
  2. ralat: maksudnya banya orang yang GAK MIKIR kata kata yang keluar dari mulutnya

    BalasHapus

i don't hate comment. so comment this post, please. i will be glad..:D