Laman

Minggu, 12 Desember 2010

The Letters part 2

cerita selanjutnya..

Gian terus menatap surat-surat itu, tanpa membukanya. setelah berlama-lama berkutat dengan pikirannya, dia mengambil surat yang terletak paling atas.

Bandung, 5 november 2000

kepada orang-orang yang kucinta,
terima  kasih..

hari ini tepat saat aku berusia 12 tahun, dan aku merasa sebagai orang yang paling beruntung di dunia ini. karena kau, ibu, aku terlahir di dunia ini. betapa beruntungnya aku mempunyai ibu sepertimu. yang selalu menunggu kami pulang dari sekolah, dan bahkan terkadang kami sudah terlalu lelah untuk berada disampingmu, tapi ibu selalu menunggu kami.

untuk kakakku yang baik hati, tetap semangat kak! ujian udah mau selesai kok..Atha doain biar dapet cumlaude deh...

untuk ayah, terima kasih atas pengorbananmu, tetesan keringatmu. karena ayah, aku bisa terus sekolah seperti ini. 

Atha ga tau kenapa tiba-tiba Atha kepengen nulis surat ini, rasanya kepengen aja. sayang juga kertas surat yang dikasih sama mbak Kania ga aku pake. hehe..

sebelumnya aku mau bilang makasih dulu deh, akhirnya aku bisa masuk ke sekolah yang (katanya sih) paling bagus, yee! makasih ibu, ayah, kakak, atas doa kalian..i love you all, muah..muah..
lagian, aku kan ga pandai ngomong, jadi aku tulis disini aja. jadi kalo suatu saat ada yang nemuin surat ini, sampein ke yang lain ya. terus aku mau bilang apa lagi ya? hemm, yang terakhir...


Atha sayang kalian semua, baik-baik yaa...

anakmu, dan adikmu...
Agatha primadini

gian menundukkan kepalanya, mencoba menerima apa yang baru saja dibacanya. dia kembali ke masa lalu, saat dia melihat Atha di sekolahnya, mengenakan seragam putih merah dengan pita berwarna-warni sama seperti dirinya.

***


"itu yang disana," Atha menoleh ke kanan dan ke kiri mencari orang yang dimaksud oleh calon kaka kelasnya itu, "iya kamu, cepet kesini!" Atha cepat-cepat berjalan menuju kaka kelasnya itu.
"ada apa kak?" Atha bisa melihat kalau orang yang berada di hadapannya itu mulai merasa risih, Atha memang gadis dengan tinggi yang bisa dibilang diatas rata-rata, dengan tinggi 157 cm, dan badan yang ramping tentu saja banyak mata yang melirik padanya.
"siapa nama kamu?" tanya pemuda itu
"saya? agatha kak," jawab atha bingung
"oke, agatha, siapa yang ngijinin kamu berteduh disana?" tanya orang yang lain. agatha mulai mengerti maksud kaka kelasnya itu.
"berteduh? saya ga berteduh kak," jawab atha polos
"terus kamu ngapain jongkok disana?" tanya kaka yang menanyakan namanya, "kalo bukan berteduh apa namanya?"
"emangnya kaka ngeliat saya ngapain?" tanya atha, "kaka tau gak? disana itu tadi ada plastik bekas air es, kalo ada yang lewat terus ga liat terus kepeleset emangnya kaka mau ganti rugi kalo dia patah tulang?"
"i..itu, ahh, kenapa kamu jadi nyolot?" jawab kaka kelasnya itu, terperangah.
"makanya kak, jangan negative thingking mulu," sahut atha jahil," yaudah deh kak, entar saya kena omel lagi sama kaka kelas yang lain gara-gara telat masuk kelas."

atha kurang memperhatikan jalannya, dan ia pun menabrak seorang anak laki-laki
"maaf, aduh aku ga sengaja," Atha memperhatikan anak yang ditabraknya itu. anak laki-laki itu satu angkatan dengannya, tapi dia belum pernah melihatnya.

anak laki-laki itu tidak berkata sepatah katapun, dia lalu pergi meninggalkan atha yang terkejut karena anak itu tidak menjawab permintaan maafnya.
"sombong banget sih," pikir atha.
lalu dia pergi menuju kelasnya

**
gian memasuki halaman sekolah itu. begitu banyak orang, pikirnya.

tepat saat itulah iya melihat seorang anak perempuan berjongkok di bawah pohon, mengelus kucing yang sedang tertidur. sesaat kemudian anak itu dipanggil oleh dua orang laki-laki, dia menengok ke kanan dan ke kiri, kemudian berjalan menuju mereka.

kelihatannya dia dimarahi senior itu, pikirnya. lalu dia berjalan menuju kelasnya.

memang pagi itu acara MOPD belum dimulai, dia pun berjalan-jalan mengelilingi sekolahnya itu. Gian memang anak yang tampan, banyak anak perempuan yang berbisik-bisik dengan temannya saat dia lewat di depan mereka. memangnya aku apa? badut?, pikirnya.

pikirannnya bergerak menuju anak perempuan yang dilihatnya tadi. tiba-tiba dia ditabrak seseorang.
"maaf, aduh aku ga sengaja," kata anak itu.
Gian terlalu terkejut saat menyadari anak itu adalah anak perempuan yang tadi dilihatnya. bukannya bilang bahwa ia tidak apa-apa, ia malah memutuskan pergi dari tempat itu. dia tahu bahwa perbuatannya itu salah, tapi saat itu otaknya seperti lumpuh. aduh, gue kenapa sih? tau lah, bodo amat, pikirnya.

akhirnya bel masuk pun berbunyi, dan itu berarti dia harus masuk kelas, dan MOPD pun dimulai. Gian menghembuskan nafas panjang, sebelum bergerak lebih cepat menuju kelasnya.

to be continued...

2 komentar:

i don't hate comment. so comment this post, please. i will be glad..:D